Saya akan berbagi kepada anda semua tentang sedikit fenomena yang saya rasakan dan saya baca dari buku karangan Suyadi ( pengarang Quantum Dzikir). Terkadang kita tidak bisa memahami diri kita sendiri. Pada suatu waktu, kita berbuat maksiat. Tetapi dilain waktu, kita bertaubat
dengan sungguh sungguh dan menyesali kemaksiatan yang dilakukan serta berjanji tidak akan mengulangi kemaksiatan tersebut, dan memperbanyak amal kebajikan. Ternyata, beberapalama kemudian, kita mengingkari janji dan menceburkan diri ke lembah kemaksiatan yang penuh dengan dosa. Hal itu berlangsung terus menerus secara silih berganti.
Seakan akan kita sangat mudah terlena dengan kesenangan dan kenikmatan dunia. Saking terlenanya, kita sering melupakan urusan akhirat, jarang beribadah, dan semakin jauh dari Allah Swt. Kini, kesenangan dunia semakin menjauhkan diri kita dari Allah Swt. Sehingga kita, termasuk saya, mudah terperdaya berbuat maksiat, malas beribadah dan bahkan meninggalkan shalat lima waktu tanpa beban. Saat berbuat maksiat, kita tidak merasa takut dan tidak meyesali perbuatan tersebut.
Jika kita cermati fenomena tersebut, tentu kita menyimpulkan bahwa taubat dan maksiat terjadi secara silih berganti. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh keimanan dan pengaruh lingkungan social kita. Lingkungan social disini mempunyai pengaruh yang cukup besar. Jika kita senantiasa berkumpul dengan orang orang shalih, maka kita akan terjaga dari perbuatan maksiat. Lain halnya jika kita berteman dengan orang orang yang sering berbuat maksiat, kita tentu cenderung akan berbuat maksiat dan tidak merasa malu saat melakukannya.
Kita tentunya mudah terperdaya oleh keelokan dunia dan kesenangan yang bersifat sementara. Jika kita tidak bias menyikapi hal tersebut secara bijaksana, maka sulit bagi kita untuk melakukan amal amal kebaikan di dunia ini dan tentunya untuk melakukan taubat. Bila hal it terus menerus mewarnai hidup kita, maka kita tidak mempunyai bekal kebajikan yang berlimpah saat berjumpa dengan Allah Swt. Saya sendiri juga merasa sangat berat untuk selalu berbuat kebaikan, tetapi marilah kita selalu berusaha untuk memperbaiki hidup ini.
Sesungguhnya Perjuangan itu Tak Pernah Merugi
Tiap Peluhnya akan Menjadi Mutiara, Air Matanya Menjadi Cahaya
Lelahnya Penebus Dosa, Gugurnya Bernilai Surga
MARILAH TEMAN TEMAN, KITA BERJUANG BERSAMA
UNTUK MENJADIKAN HIDUP INI LEBIH BAIK